Syarat Menjadi Seorang MC
00:03
Seorang Master of Ceremony (MC)
atau Pewara (pembawa acara) akan menjadi pusat perhatian publik atau audience ketika
memandu atau membawakan sebuah acara. Publik dengan mudah akan menilai MC dari
apa yang mereka lihat (penampilan, bahasa tubuh, tatabusana, make up, cara
berinteraksi) dan dari apa yang mereka dengar (tatabahasa, pengucapan kata dan
kalimat, dan knowledge).
Bayangkan jika anda sebagai MC sedang
membawakan acara lupa dan gagap, atau busana yang anda kenakan tidak sesuai
dengan format acara, atau ketika anda berinteraksi dengan seorang tokoh di atas
panggung tidak nyambung alias knowledge Anda terhadap topik
yang dibicarakan minim. Tentu Anda akan menjadi bahan cibiran dan tertawaan.
Untuk menghindari hal-hal semacam itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
seorang MC :
1. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri mutlak dibutuhkan seorang MC,
karena Anda harus berhadapan dengan publik baik dalam acara besar atau kecil,
resmi atau tidak resmi, offair maupun onair.
Kepercayaan diri akan membantu Anda menguasai panggung dan audience serta
memudahkan anda berinteraksi dan mengatur jalannya acara.
2. Kemampuan
Manajemen.
MC yang baik memiliki kemampuan untuk memandu
atau membawakan suatu acara dan tidak hanya sekedar terima job,
datang, dan cuap-cuap. MC harus mengetahui dengan detail apa acaranya,
lokasinya seperti apa apa, siapa saja yang diundang, siapa tokoh atau pejabat
yang akan hadir, siapa audience-nya, dan seperti apa rundown acara
dari panitia atau penyelenggara acara.
MC harus ikut serta dalam beberapa briefing yang
diadakan panitia untuk memudahkan MC mengatur manajemen acara di atas panggung.
MC profesional harus mampu melakukan riset, meskipun sederhana dan
kecil-kecilan, terhadap topik, tokoh, produk, dan hal lain yang terkait acara
yang akan dipandunya.
Diatas panggung MC harus mampu mengatur
jalannya acara dari mulai pembukaan sampai penutupan acara dengan berpatokan
pada rundown acara dari panitia.
o MC harus mampu mengatur tertibnya acara dan
menghantarkan acara dengan baik kepada audience.
3. Pandai beradaptasi.
MC harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
tempat dia melakukan tugasnya sebagai MC. Lingkungan bukan berarti sempit dan
terbatas pada panggung saja, namun juga setiap detail yang bersangkutan dengan
acara, termasuk : Audience (profesi, strata sosial, usia), Jenis acara (formal,
informal, protokoler, wedding,
showbiz, onair, atau offair), Lokasi (terbuka atau tertutup), Skala acara
(besar, sedang, kecil), Pendukung acara (pengisi acara, bagian tehnis, dan
panitia).
4. Etika yang baik.
Etika on duty : MC harus paham betul untuk menjaga perilaku
dan sopan santun baik dalam bentuk lisan maupun bahasa tubuh dalam memandu
sebuah acara.
Etika off duty : MC, apalagi sudah terkenal, adalah
seorang public figure. Apapun yang dilakukan seorang MC, termasuk
tingkah laku dalam kehidupan pribadinya akan menjadi perhatian publik. Apabila
belum terkenal, mungkin akan menjadi perhatian kawan-kawannya, keluarganya, dan
kolega atau pihak yang biasa bekerjasama dengan anda.
Apabila sudah terkenal dan menjadi public
figure, maka apapun yang dilakukan dalam kehidupan pribadi diluar
profesinya sebagai MC akan menjadi perhatian publik. Kepribadian dan tingkah
laku yang baik akan menguntung dirinya dalam menjalani profesi sebagai MC,
karena akan menimbulan rasa kagum, hormat, dan dapat diterima keberadaannya
diberbagai kalangan. Dengan demikian akan memudahkan seorang MC
mendapatkan job baru atau job berulang.
5. Kemampuan mengolah
suara yang baik.
Vocal :
Sebaiknya seorang MC
memiliki vocal atau suara yang baik, apalagi berkarakter.
Intonasi :
MC harus pandai
mengolah nada kalimat menjadi berirama dan tidak datar.
Artikulasi :
MC harus memiliki
kualitas penyebutan kata dan kalimat yang baik atau artikulasi.
Speed :
MC harus mampu
mengatur speed/tempo atau cepat-lambatnya kata dan kalimat yang
diucapkan.
Pernafasan :
MC harus memiliki
kemampuan mengatur nafas yang dapat mendukung kejelasan artikulasi dan power suara.
Lebih baik memiliki kemampuan mengolah diagfrgma.
Power :
MC harus memiliki
kemampuan mengeluarkan kekuatan suara tanpa harus berteriak.
Asentuasi :
MC harus pandai
memilih dan melakukan penekanan terhadap kata atau kalimat yang menjadi fokus
atau pokok perhatian atau untuk diperhatikan oleh audience.
Timbre :
MC harus mampu
mengeluarkan suara yang ekspresif yang akan mudah mempengaruhi audience.
Tone:
MC harus mampu
mengatur tinggi rendah suara agar audience tidak merasa bosan.
Phrasing :
MC dalam berbicara
sebaiknya memberikan jeda agar dimengerti.
Infleksi :
lagu kalimat atau
perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian setiap kata (redundancy).
Infleksi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk
menunjukkan akhir kalimat. Kemampuan MC dalam mengolah poin-poin di atas akan
membuat suara yang dikeluarkan mampu menjiwai isi atau makna dari kata atau
kalimat yang disampaikan.
6. Penguasaan bahasa
yang baik dan benar.
MC dituntut mampu mengucapkan setiap kata dan
kalimat dari bahasa manapun dengan baik dan benar, baik itu bahasa asli
(Indonesia) maupun bahasa asing seperti Ingris.
Seorang MC harus mampu mengucapkan dengan
benar bahasa-bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa daerah, terutama ketika
memandu acara pernikahan dan resepsinya yang menggunakan adat daerah tertentu.
Oleh sebab itu, seorang MC harus mampu melakukan riset kecil-kecil
mengenai job yang diterima, terkait dengan bahasa yang akan
digunakan atau terkait dengan hal-hal yang menyangkut istilah-istilah yang
perlu diketahui MC ketika membawakan sebuah acara.
Seorang MC harus mengetahui tidak hanya bahasa
formal saja, namun juga bahasa-bahasa dalam bidang lain, seperti ilmu
pengetahuan, tehnologi, dan lainnya yang terkait dengan acara yang dipandunya.
Pengetahuan soal bahasa juga terkait dengan bagaimana seorang MC mampu
menggunakan bahasa yang komunikatif, praktis dan efisien.
7. Memilki wawasan dan
pengetahuan yang luas (knowledge).
Seorang MC layaknya seorang presenter atau
jurnalis yang memiliki kemampuan mengetahui banyak hal diberbagai bidang,
meskipun tidak mendalam seperti seorang pakar. Job yang
diterima bisa saja tidak hanya melulu dalam bidang yang sama, tapi bisa jadi
dari berbagai bidang yang berbeda-beda yang membutuhkan pengetahuan MC akan
banyak hal. Untuk memiliki pengetahuan yang luas, seorang MC harus memiliki
dasar pendidikan yang baik, formal maupun informal seperti kursus dan pelatihan
serta gemar membaca dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
informasi.
8. Body language yang baik
Seorang MC harus memiliki sikap tubuh yang
baik dan fleksible sesuai dengan situasi dan kondisi acara serta lingkungan
acara. Sikap tubuh yang baik seperti saat menyampaikan acara dan berbicara yang
tidak over acting. (note :body language akan dibahas dalam
materi tersendiri)
9. Appeanance
MC harus memiliki penampilan yang baik dalam
hal tata busana dan kepandaian memilih busana yang tepat sesuai dengan acara.
10. Maturity
MC harus memiliki kedewasaan dan kematangan
berpikir. Hal ini akan memudahkan MC untuk melakukan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi diri. Sehingga seorang MC akan mampu secara terus
menerus dan berkesinambungan meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang MC.
11. Kreatif, inisiatif
serta mampu berfikir cepat dan tepat
Seorang MC harus kreatif dan memiliki
inisiatif dalam memandu acara sehingga tidak membosankan dan monoton. Kreatif
dan inisiatif juga diperlukan apabila ada perubahan situasi dan kondisi yang
tak terduga ketika acara sedang berlangsung, sebelum acara berlangsung, atau
sebelum acara berakhir. Seorang MC harus tanggap terhadap perubahan-perubahan
tersebut dan harus berpikir cepat dan tepat untuk mengantisipasinya.
12. Reputations
MC harus memiliki track record yang
baik. Track record dalam menjalankan profesinya sebagai MC
maupun track record yang baik dalam kehidupan pribadi, apalagi
jika MC tersebut sudah menjadi seorang public figure dan
terkenal.
13. Sense of humor
Seorang MC dituntut mampu menciptakan suasana
yang menyenangkan bagi audience. Sikap riang, ceria, dan ramah akan
meluluhkan suasana yang kaku dan kurang bersahabat. Memiliki rasa humor adalah
salah satunya dan sudah menjadi keharusan bagi seorang MC untuk memilikinya,
terlebih lagi di saat memandu acara hiburan. Namum bukan berarti seorang MC
harus menjadi seorang pelawak karena humor yang berlebihan dan tidak pada
tempatnya juga akan mengurangi kredibilitas.
14. Bridging
Seorang MC harus mampu membuat komentar yang
menjadi jembatan antar satu segmen dengan segmen lainnya
(bridge/bridging). Bridging adalah salah satu kemampuan dasar yang harus
dimiliki MC agar acara menjadi tetap menarik dan tidak membosankan akibat delay antara
satu segmen dengan segmen lainnya.
Delay dapat terjadi akibat keterlambatan pengisi
acara atau hal-hal lain yang tak terduga. MC yang handal dapat menggunakan
insiden delay seperti itu untuk melakukan bridging dengan anekdot atau
komentar-komentar positif dan humoris mengenai hal-hal yang terkait acara atau
pengisi acara, dll.
15. Berlatih dan
Evaluasi Mandiri
Seorang MC harus mampu melakukan latihan
secara mandiri dan mengevaluasi kekurangannya secara mandiri. Latihan dan
evaluasi mandiri dapat dilakukan MC dengan cara merekam suara dan gaya nya
dengan menggunakan kamera video dan berbicara di depan cermin. Sehingga akan
terlihat bagaimana dia berbicara sebagai seorang MC dan jika menurutnya masih
ada kekurangan, maka dapat segera melakukan perbaikan.
16. Pengetahuan Tehnis
Microphone (Mic)
Seorang MC juga harus memiliki
kemampuan tehnis mengenai microphone. Mic adalah alat penting
dan sahabat MC di atas panggung. MC harus paham betul bagaimana cara memegang
mic, jarak antara mic dengan mulut, dan bagaimana setelan suara suara mic tersebut
oleh sound operator. Biasanya setiap orang mempunyai ukuran suara di mixer
audio yang berbeda. Maka jangan lupa untuk melakukan test mic sebelum
Anda menggunakannya di atas panggung. Lakukanlah test mic ketika
tamu-tamu belum datang, agar tidak mengganggu dan terkesan Anda tidak siap.
0 Comments